SEMAR

UMKM Go Digital

SMART TRADITIONAL MARKET

Mbah Yem (70-an tahun) sudah sejak tahun 70-an bekerja di Pasar Beringharjo sebagai buruh gendong. Saat itu usianya 18 tahun. Rubiyem nama panjangnya, berasal dari Kulon Progo, Yogyakarta. Totalitas pada pekerjaannya membuatnya tetap setia hingga kini sebagai buruh gendong di pasar Beringharjo, tak berubah. Sementara itu, pasar sendiri sudah berganti bentuk beberapa kali hingga terlihat seperti sekarang. Mbah Yem tetap seperti mbah Yem yang dulu, seorang buruh gendong.


Saat pandemi COVIC-19 ini pengelola pasar memintanya untuk #DiRumahAja dan untuk itu ia akan mendapatkan santunan 1,5 juta rupiah. Tapi ia tidak mau, kesetiaannya pada profesi buruh gendong sudah mendarah daging dan tak bisa ditinggalkan.


“Awak kulo malah sakit mas, menawi teng griyo kemawon,” ucapnya. Tersirat semangat yang tak mudah padam.


Berdasar semangat itulah kami mengangkat sosok Mbah Yem sebagai “Superhero” untuk memberi
semangat pada masyarakat agar terus kuat menghadapi segala persoalan sulit di tengah Pandemi Covid-19 ini.

 

Digitalisasi Dagangan Pasar adalah solusi agar Mbah Yem tetap bisa bekerja dengan tetap menaati protokol kesehatan di pasar tradisional.

Smart Traditional Market (SEMAR) adalah upaya relawan beringharjo.co.id bersama Bank Indonesia dan Pemerintah Kota Yogyakarta dalam rangka digitalisasi pasar tradisional dan pengembangan produk UMKM berdaya saing. Upaya ini sebagai respon dari adanya dampak Covid-19 yang mempengaruhi kehadiran pembeli di pasar.

 

Menurut data yang disampaikan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta, bahwa selama Juli hingga awal Agustus 2020, jumlah pengunjung Pasar Beringharjo mencapai 500 orang setiap hari. Sementara sebelum pandemi Covid-19, jumlah pengunjung pasar di kawasan Malioboro itu mencapai 7.000 orang.

Sebelum pandemi COVID-19, para pedagang pasar sebetulnya sudah mengalami penurunan transaksi karena hadirnya jual beli secara online.

 

Faktanya, tidak semua pedagang sama pengetahuannya. Terdapat jurang pengetahuan pedagang pasar tradisional dalam menyikapi hadirnya pasar online (marketplace). Masalah lainnya, harus diakui bahwa tampilan produk kurang menarik sehingga kurang layak untuk dijual di pasar online.

 

dalam banyak hal juga cenderung jorok dan tidak higienis, sehingga menambah masalah untuk mendatangkan pembeli karena pandemi COVID-19 ini. Pada saat pembeli tidak mendekati pedagang, maka pedagang yang harus mendekati pembeli dengan cara digital, karena adanya penyebaran virus ini.

 

Yayasan Beringharjo Inisiatif Indonesia dengan beringharjo.co.id mencoba menginisiasi gerakan agar pedagang bisa berjualan secara aman dengan mengajak berjualan online. Yayasan merekrut dan melatih relawan agar membantu pedagang pasar menjual barang dagangannya secara online. Para relawan itu akan mendata produk, mengkurasi, foto produk, desain grafi s, desain produk dan kemasan, digital marketing, digital branding, serta supply chain management sehingga bisa menjadi jejaring online yang kuat.


Untuk mengatasi jurang pengetahuan digital para pedagang yang begitu lebar jika dibandingkan dengan toko berjejaring dan marketplace yang sekarang ada, Yayasan Beringharjo Inisiatif Indonesia berinisiatif mendirikan sekolah yang bernama SEMAR School. SEMAR School adalah sekolah nonformal yang memberi pengetahuan praktis kepada para pedagang dan masyarakat untuk menghadapi lingkungan bisnis online di masa depan yang sudah menjadi keniscayaan. 

 

Upaya Yayasan Beringharjo Inisiatif Indonesia ini disambut Bank Indonesia dan Pemerintah Kota Yogyakarta yang berkolaborasi untuk memberikan solusi digitalisasi dagangan pasar melalui SEMAR (Smart Traditional Market), SEMAR School (Sekolah Pasar), dan SEMAR School Bus.

SEMAR School

SEMAR School dibentuk bertujuan sebagai media pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pelaku pasar tradisional baik pedagang, pemasok, pengecer, konsumen, dan siapapun yang menaruh kepedulian. Juga bertujuan sebagai tempat laboratorium akademis serta gagasan inovasi dan pemajuan pasar tradisional ke depan.


Ke depannya, SEMAR School akan menjadi media rintisan kolaborasi antara kekuatan industri dan perdagangan, sehingga terus memberikan kekuatan bagi pasar tradisional untuk berkembang. Fungsi pasar tradisional sebagai pusat pengembangan produk lokal tidak semerta hilang ditelan persaingan industri dan perdagangan global.


Dari kolaborasi ini diharapkan akan dapat menarik kembali generasi muda/milenial untuk terlibat dalam pengembangan pasar tradisional kemudian menjadi semakin banyak jumlahnya dibandingkan generasi yang lebih tua. Dan faktanya, anak muda/milenial saat ini sudah jarang sekali untuk sekadar berkunjung ke pasar tradisional sekalipun.

Kurasi, Digitalisasi, packing & branding

Proses Pendataan
Proses Memasak
Before
After
Proses Packing
Branding
Branding
Before
After
Branding
Branding