Semangat Ramah Lingkungan Lewat Batik Warna Alam.
Tumbuh di lingkungan keluarga pelestari batik memantik kecintaan Mayasari Sekarlaranti pada wastra nusantara. Tahun 2000 perempuan yang kerap disapa Nita Kenzo ini memulai upaya penyelamatan batik tradisional Jawa. Ia juga bertekad mengembalikan penggunaan pewarna alami ramah lingkungan.
Tahun 2007, keluarga Anita mendedikasikan rumah mereka demi misi mulia. Berdirilah Galeri Batik Jawa Indigo di pusat kota Yogyakarta. Tak setengah-setengah, proses pewarnaan menggunakan bahan natural seluruhnya.
Pilihan jatuh pada penggunaan Indigofera tinctori sebagai pewarna utama. Di Indonesia tanaman ini dikenal dengan sebutan tarum, nila, atau tom. Bahan ini begitu populer dan telah dimanfaatkan berabad-abad di berbagai belahan dunia. Tak salah bila ia dinobatkan sebagai “Warnanya raja, rajanya warna.”
Galeri Batik Jawa Indigo menggandeng perempuan pembatik dari berbagai desa di Yogyakarta dan daerah lain sepanjang pesisir Jawa untuk menyelamatkan ribuan motif batik tradisional, seperti nitik, sekar jagat, ceplok, lung-lungan, celeng kewengen, dan lain sebagainya.
Untuk menjangkau semua kalangan, Galeri Batik Jawa Indigo mempersembahkan aneka koleksi premium siap pakai dengan desain kekinian. Berbagai pameran lokal dan internasional diikuti demi menebarkan semangat menjaga warisan negeri dan menyayangi bumi.