
Menjaga Keluhuran Tradisi Lewat Lembaran Surjan
“MENAUTKAN kelampauan, kekinian, dan keakanan.” Demikian cita-cita Inin Shilviana Nurul Hadi dititipkan pada lembaran-lembaran surjan yang ia rancang sepenuh hati. Terpesona pada pakaian pria khas Jawa yang bersahaja namun berwibawa ini, Inin membuka The Kilisuci Batik pada 1 Februari 2020. “Surjan adalah keabadian dan ikon Yogyakarta,” tuturnya. Baginya pakaian ini adalah lambang keindahan yang tak lekang waktu.
Tak hanya melestarikan, Inin juga memperkaya warisan budaya bangsa ini lewat perpaduan tenun, batik, dan perada. Bekerja sama dengan para penenun di berbagai daerah Indonesia, ia menciptakan kain tenun eksklusif yang hanya diproduksi oleh Kilisuci. Model dan motif baru pun ia rancang hingga karyanya memenuhi selera berbagai generasi dari banyak negara.
Perada juga ditorehkan dengan cara khusus sehingga terus menempel rapi. Prinsip zero waste diterapkan sehingga nyaris tak ada perca terbuang. Sisa produksi dimanfaatkan sebagai bahan pembuat topi, tas, hingga suvenir. Bersama para perajin lokal, Inin berharap sumbangsihnya akan memajukan Indonesia, seperti halnya Dewi Kilisuci, putri cerdas dari Kerajaan Kediri yang pernah memakmurkan negeri.